FREEPIK

Kasus gangguan tulang belakang makin meningkat pada masa WFH.

Meski kasus positif Covid 19 mulai melandai, sejumlah perkantoran masih menerapkan kebijakan bekerja dari rumah (WFH) untuk mengantisipasi situasi ini. Ketika kembali WFH, tak pelak intensitas untuk lebih banyak berada di depan layar komputer atau gawai kembali tinggi.

 

Akibatnya, tak jarang ada yang mengalami masalah kesehatan. ''Saya kerap merasa lebih pegal ketika lama bekerja di depan laptop atau waktu main gadget,'' ujar Putri Ashri (22 tahun), mahasiswa semester akhir yang sedang menjalani masa magang, saat dihubungi pekan lalu.

 

Putri mengaku mengikuti aturan di kantornya yang menerapkan waktu WFH tiga kali seminggu. ''Kemungkinan jika kondisi kembali membaik, kita akan lebih banyak lagi bekerja di kantor,'' katanya.

 

Bekerja dari rumah cukup menyenangkan sebenarnya untuk Putri. Hanya, karena dia tidak memiliki meja kerja khusus, dia pun terbiasa untuk bekerja di meja rias yang ada di kamarnya saja. ''Posisinya memang tidak mendukung untuk bekerja lama-lama di depan laptop sehingga agak pegal setelahnya,'' kata dia.

 

Spesialis Bedah Ortopedi Konsultan Tulang Belakang Jakarta Spine Clinic RS Pondok Indah (RSPI)  Pondok Indah, dr Didik Librianto, Sp.OT (K) mengatakan aktivitas yang mengharuskan untuk menunduk lama saat menggunakan gawai atau laptop dapat memicu rasa pegal dan nyeri pada leher bagian belakang. Bahkan terkadang menjalar hingga ke pundak dan punggung.

 

Keluhan ini, apabila kerap dialami, bisa jadi pertanda adanya masalah pada tulang belakang di bagian leher. Hal ini terjadi akibat perubahan tulang belakang leher dan jaringan lunak yang mengelilinginya. Jika tidak mendapat penanganan yang tepat, gangguan pada leher ini dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan lain yang lebih serius

jason strul/UNSPLASH

Dokter Didik mengatakan kasus gangguan tulang belakang atau cervical meningkat sangat banyak di masa bekerja dari rumah . “Terjadi peningkatan di bagian cervical atau lumbal,” jelasnya dalam acara bincang secara virtual tentang masalah tulang belakang.

 

Ia mengungkapkan dari data RSPI, sebagai salah satu rujukan tulang belakang di Jakarta, kasus cervical juga menunjukkan peningkatan tajam selama masa pandemi. Mengapa ini terjadi? Menurutnya, mungkin karena banyaknya WFH ini. “Tak hanya cervical, lumbal pun banyak. Jadi terjadi peningkatan problem di daerah leher dan pinggang,” ungkapnya.

 

Menurut Didik, posisi yang terus menerus di depan laptop menyebabkan gangguan. “Itu akan menyebabkan pressure tulang belakang saat sedang duduk atau salah posisi saat meeting, atau posisi tidak ergonomis saat zoom,” paparnya.

 

Ia menjelaskan tulang leher sangat fleksibel. Dengan stres pada satu sisi, maka sangat mudah terjadi  cedera berulang. Cedera ringan yang berulang lama-lama menyebabkan bantalan yang volumenya kecil mudah sekali cedera.

 

Pada tulang leher, ada tujuh tulang yang disebut tulang cervical yang berfungsi sebagai penopang, pemberi postur, dan pelindung saraf. Di antara ketujuh tulang tersebut, tulang yang paling sering cedera adalah daerah yang paling banyak bergerak yaitu daerah tengah atau mid-cervical. "Mengapa? Karena bagian ini underpressure ketika kita berada dalam satu posisi. Kadang memiliki kebiasaan tidur dalam posisi tertentu juga bisa menyebabkan hal tersebut," ujarnya.

Dengan kegiatan WFH, (kondisi) kita menjadi lebih cepat buruk, mudah cedera, dan cedera pun bisa memicu. Ada juga karena infeksi ataupun tumor.

Gangguan postur, menurutnya, bisa mengakibatkan hal tersebut. Begitu juga sebaliknya, terjadinya bantalan tulang leher yang bermasalah, penekanan atau pengapuran juga akan membuat gangguan postur. Penuaan dari bantalan juga bisa menyebabkan masalah pada tulang belakang terutama bagian leher. Selain itu, bisa juga disebabkan karena kelainan bawaan di mana tulang leher kita tidak bagus. “Sehingga dengan kegiatan WFH, (kondisi) kita menjadi lebih cepat buruk, mudah cedera, dan cedera pun bisa memicu. Ada juga karena infeksi ataupun tumor,” ujarnya.

 

Keluhan yang ditimbulkan saat Anda mengalami masalah tersebut adalah leher pegal, kaku leher, sakit leher (lokal dan menjalar), leher bungkuk, gangguan keseimbangan, dan kelemahan anggota gerak seperti tangan atau telapak tangan.

 

“Telapak tangan menjadi lemah, mengancing baju sulit, tulisan yang dua tahun lalu rapi menjadi berantakan, memegang garpu tiba-tiba jatuh. Itu adalah gejala-gejala awal dari gangguan di leher yang menyebabkan otot kita menjadi lemah. Kadang kala kita tidak menyadari hal tersebut,” ujarnya.

 

Didik memaparkan ada tiga keluhan di leher yang biasanya timbul, yaitu nyeri aksial (nyeri yang menjalar sesuai sumber tubuh, bisa di kepala, leher atau belikat, atau punggung bagian atas itu semua dari leher), radiokulopati cervical (nyeri yang menjalar dari leher, ke pundak, ke tangan, ke telapak tangan dan jari-jari), dan mielopati cervical (keluhan tangan terasa lemah dan sebagainya).

 

Menurutnya, gangguan tulang belakang pada leher yang sudah berat, bisa menyebabkan gangguan keseimbangan. Berjalan seperti sempoyongan dan mudah linglung. Selain itu, buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) terganggu lantaran menjadi sulit dan tidak bisa setiap hari.

 

Gejala lainnya seperti sakit kepala, terkadang kebas atau baal pada bagian muka, atau terasa kebas di tangan serta kebas atau nyeri pada leher. Nyeri tersebut menjalar ke bahu, tangan, atau terdapat rasa kesetrum, rasa kebas, atau tangan mengecil sebelah.

Sebelum melakukan kerja, pastikan posisi alat kerja yang kita gunakan sudah tepat dan mendukung posisi kerja yang nyaman. Berikut tip dari Spesialis Bedah Ortopedi Konsultan Tulang Belakang Jakarta Spine Clinic RS Pondok Indah (RSPI)  Pondok Indah, dr Didik Librianto, Sp.OT (K).

Tempat keyboard harus memiliki penyangga lengan atau pergelangan tangan yang tinggginya sama dengan space bar. Sudut lengan atau siku sekitar 90 derajat. Untuk tangan sebaiknya lurus dengan lengan bawah, netral atau lurus dengan postur pergelangan tangan. Tangan berada di depan pusat tubuh.

3. Mouse

Letakkan di samping keyboard, kanan atau kiri. Mouse sebaiknya mudah dijangkau dengan lengan ditekuk sekitar 90 derajat selama penggunaan. Mouse diletakkan setinggi keyboard. Jaga lengan tetap lurus ketika menggunakannya.

4. Monitor

Untuk posisi monitor, posisi sejauh panjang lengan, tidak kurang dari 50 sentimeter. Layar harus tegak lurus dengan jendela atau sumber cahaya untuk mengurangi silau. Layar harus diatur sehingga atas layar setinggi mata. Letakkan monitor lebih rendah untuk pengguna lensa bifocal.

5. Sesuaikan posisi

Untuk menghindari cedera bagian leher dan bagian lainnya, hadirkan situasi tempat kerja di rumah. Jika tidak memiliki meja setinggi yang disarankan, bisa menggunakan buku yang ditumpuk atau diganjal di bagian kaki. Untuk membuat punggung nyaman, kursi biasa berikan bantal dibelakang. "Ini sangat membantu sekali, tangan juga bisa ditaruh diatas buku, yang penting tangan sejajar, tidak menggantung," ujarnya.

6. Ponsel

Perhatikan kegiatan dengan ponsel. Menggunakan ponsel sering dilakukan dengan gerakan menunduk sehingga membuat leher jadi beban. Ketika menonton Youtube, bermain Instagram atau media sosial lainnya hingga memakan waktu berjam-jam tentu bisa menjadi beban daerah leher.

“Pada saat netral beban ringan, membungkukan badan 15 derajat beban bertambah, begitu bertambah menunduknya beban bertambah lagi. Pada saat texting (SMS) 30 derajat, saat selfie atau menonton video akan menunduk lagi,” ujarnya.

1. Kursi

Kita harus mengatur kursi agar tepat yaitu paha harus sejajar lantai, sandaran tangan di bawah tinggi siku, lengan di samping badan, dan sandaran punggung pas dengan lekukan bawah punggung atau disebut bantal lordosis. Kaki berpijak dengan nyaman di lantai atau sandaran kaki. Hal ini supaya tidak terjadi masalah pada kaki, sehingga tidak terjadi beban di lutut.

2. Keyboard

Untuk posisi tangan dan keyboard, lengan di samping badan, tidak terangkat atau membuka. Pada posisi keyboard, pandangan mata harus lurus, sehingga kita bisa melihat. Pandangan mata yang seperti itu akan sangat membantu. ''Jadi kita tidak melihat ke atas, melihatnya pada posisi ke arah depan,'' lanjut Didik.

unsplash

freepik

Atur Tempat Kerja

Pastikan Posisi Ergonomis

Ketika bekerja di rumah, kita biasanya mencari posisi yang paling nyaman. Tak jarang, saat bekerja di rumah, kita menyelesaikan pekerjaan kantor dalam posisi tiduran. Akibatnya, sangat mudah sekali mengakibatkan gangguan di leher.

 

Menurut Spesialis Bedah Ortopedi Konsultan Tulang Belakang Jakarta Spine Clinic RS Pondok Indah (RSPI)  Pondok Indah, dr Didik Librianto, Sp.OT (K), ketika bekerja di rumah biasanya kita tidak dalam posisi yang ergonomis.

 

''Mengetik dalam posisi di meja makan, menunduk, ataupun menemani anak bermain dalam posisi menunduk, postur leher terlalu menunduk dan ini tidak dalam jangka waktu sebentar. Akibatnya, bantalan yang sehari-hari sudah mengalami beban yang  cukup berat, mengalami gangguan sehingga timbul kelainan yang mungkin terjadi, yang awalnya dianggap hanya pegal biasa atau salah bantal, atau salah posisi yang berakibat seperti itu," paparnya.

 

Ia mengatakan posisi ergonomis adalah posisi yang sangat penting untuk tulang belakang kita. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik. “Mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, nyaman, aman dan efisien. Tidak menimbulkan keluhan yang memberatkan kita,” ujarnya.

Maka, posisi ergonomis  saat bekerja adalah pandangan mata kita searah ke arah komputer atau laptop. Untuk itu layar laptop atau komputer sebaiknya ditinggikan. Postur tulang belakang leher juga sangat bergantung pada tulang belakang pinggang dan posisi kaki. "Sehingga tidak terjadi pressure pada leher dan belikat. Dengan begitu akan memberikan hasil kinerja yang baik di samping lamanya pekerjaan juga harus diperhatikan," tambahnya.

 

Untuk mengatasi ini, dia menyarankan saat mengadakan pertemuan sekitar 1-1,5 jam sebaiknya lakukan  peregangan pada bagian lengan leher, pinggang, dan punggung. Lakukan pelan-pelan. Misalnya kepala menengok ke kiri kanan, memegang kursi ke atas bawah, tangan ke samping kepala atau ke belakang, tangan diangkat ke atas, tangan ke samping kepala atau kaki diangkat. Setiap gerakan ditahan 8-10 detik. Untuk gerakan pada sisi kanan dan kiri dilakukan secara bergantian dan gerakan ini dapat diulang hingga 2-3 kali. "Sifatnya rileks tidak ada dengan kecepatan tertentu atau harus kencang," ujarnya.

 

Didik pun mengingatkan untuk memastikan posisi tidur yang baik, jangan sampai bantal terlalu tinggi karena akan membuat leher akan sakit. Bisa juga menggunakan soft cooler untuk relaksasi otot leher. Nyeri akan berkurang jika postur bagus, sedangkan peregangan akan mengontrol nyeri. Bagaimana dengan terapi alternatif? ''Terapi alternatif seperti pijat, akupuntur, dan kiroptaktik boleh saja untuk merelaksasi selama tidak mengganggu,'' kata Didik.

freepik

top

Jaga Kesehatan

Tulang Punggung